Stop Makan Mie Instan Biasa! Ini Kunci Makan Mie Instan Tanpa Rasa Salah!

Enak, murah, dan cepat saji mungkin menjadi 3 alasan yang membuat banyak orang menyukai mie instan, terutama masyarakat Indonesia. Dibuat dengan cara dan waktu penyajian yang singkat, mie instan menjadi solusi terbaik untuk orang-orang yang tak mau ribet dan repot dalam menyajikan makanan untuk mengganjal rasa lapar. Harga yang sangat bersahabat dengan kantong ditambah dengan rasa gurih dan enak juga menjadi faktor yang membuat banyak orang sulit move on dari lezatnya mie instan.

Dibalik pandangan positif tersebut, mie instan justru mendapat nilai buruk dari banyak instansi kesehatan dan penelitian yang menyatakan bahwa mie instan tidak disarankan untuk dikonsumsi setiap hari. Bahkan, Michelle Dudash, seorang penulis buku Clean Eating for Busy Families dan Cordon-Bleu Certified Chef memasukkan mie instan ke dalam kategori makanan tidak sehat. Mengapa demikian? Apa yang membuat mie instan tidak sehat? Yuk, perkaya pengetahuan Anda tentang mie instan di artikel ini!

Dibalik lezat dan murahnya mie instan, Anda perlu waspada dan khawatir dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh mie instan. Semangkuk mie instan yang Anda nikmati hari ini bisa saja membawa banyak dampak tak baik untuk tubuh Anda di kemudian hari. Beberapa dampak buruk mie instan antara lain: 

Untuk membuatnya menjadi kering, kaku dan awet ketika dikemas, kebanyakan mie instan dibuat melalui proses penggorengan (frying) pada suhu 1400 – 1500 celcius selama 1-2 menit yang menyebabkan kandungan lemak jenuh (saturated fat) dalam mie instan menjadi meningkat. Kandungan ini jelas akan membahayakan kesehatan jantung, hati, dan ginjal. Selain itu, lemak jenuh juga menyebabkan kadar kolesterol meningkat yang bisa berdampak pada penyumbatan pada aliran darah dan timbulnya stroke. 

Journal of Nutrition melakukan studi terhadap beberapa orang di Korea Selatan tentang dampak mie instan terhadap manusia. Hasilnya, mengonsumsi mie instan 2 kali atau lebih selama seminggu dapat menyebabkan cardiometabolic syndrome atau sindrom pada metabolisme yang berhubungan erat dengan diabetes akibat naiknya kadar gula darah dalam tubuh. Perlu dicatat, dampak buruk ini lebih rentan untuk terkena wanita ketimbang pria.

The Washington Post menyebutkan bahwa adanya pengawet TBHQ (Tertiary-butyl Hydroquinone) pada beberapa jenis dan merek mie instan membuat mie instan sulit dicerna oleh sistem pencernaan dalam tubuh. Itulah sebabnya mie instan butuh waktu beberapa jam lebih lama untuk dicerna daripada jenis makanan lain. Hal ini justru akan berdampak pada naiknya berat badan Anda, bahkan jika terlalu berlebihan dalam mengonsumsi mie instan, Anda bisa mengalami obesitas. 

Bumbu mie instan yang Anda konsumsi mengandung banyak Monosodium Glutamate (MSG) dan sodium yang akan berdampak buruk bagi kesehatan dan tubuh Anda. Terlalu banyak mengonsumsi MSG akan menyebabkan Anda dekat dengan diabetes, gagal ginjal, tekanan darah tinggi, stroke, dan gangguan kesehatan lainnya. Begitupun dengan sodium. Terlalu banyak asupan sodium akan mempermudah Anda mengalami tekanan darah tinggi yang bisa berdampak pada gangguan beberapa organ tubuh. 

Anda mungkin sudah memahami bahwa kebanyakan mie instan dibuat dengan bahan kimia pengawet untuk membuat mie instan tersebut tahan lama. Tak kira-kira, sebungkus mie instan bisa tahan sampai 3 tahun. Kandungan pengawet dalam mie instan jelas akan berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi secara terus menerus, dan dapat membuat tubuh Anda rentan akan tumbuhnya sel kanker. 

Mie instan memang dikenal sebagai makanan yang nikmat dan murah, namun justru banyak potensi bahaya yang terkandung di dalam sebungkus atau semangkuk mie instan yang Anda nikmati. Namun, Anda tidak perlu khawatir lagi dalam mengonsumsi mie instan. Saat ini, Lemonilo baru saja mengeluarkan produk Mie Instan Rasa Mie Goreng!

Dibuat dengan tepung mocaf dan saripati bayam, mie instan Lemonilo akan memberikan Anda kepuasan makan mie instan tanpa perlu khawatir akan efek sampingnya. Selain itu, mie instan Lemonilo dibuat tanpa bahan 3P (Pengawet, Perasa, dan Pewarna buatan), Monosodium Glutamate (MSG), dan Hydrolyzed Vegetable Protein (HPV) sehingga jauh lebih baik untuk dikonsumsi. Karena dibuat dengan bahan-bahan dari alam, mie instan Lemonilo harus dikonsumsi dalam waktu 7 bulan sejak masa produksi. 

Berbeda dengan mie instan biasa yang melalui proses penggorengan, mie instan Lemonilo dibuat dengan teknik pemangganan menggunakan oven. Karena tidak digoreng, maka kadar lemak mie instan Lemonilo lebih rendah dan aman untuk tubuh. Karena dikeringkan dengan teknik ini, mie instan Lemonilo harus dimasak sedikit lebih lama, yaitu selama 5 menit. 

Bagaimana dengan cara membuatnya? Mudah sekali! Anda hanya perlu mengikuti cara penyajian Mie Instan Lemonilo berikut ini:

• Rebus mie dalam 400 cc air mendidih selama 5 menit, sambil diaduk.
• Siapkan bumbu di dalam piring.
• Tiriskan mie dan campurkan mie ke dalam bumbu di piring. Aduk hingga merata. 
• Mie goreng lezat siap disantap!

Namun, jika Anda memiliki microwave, Anda bisa mencoba cara penyajian berikut ini:

• Siapkan mangkuk tahan panas (microwaveable), isi dengan air 350 cc dan masukkan mie ke dalamnya. 
• Masukkan ke dalam microwave, masak dengan suhu tinggi selama 5-7 menit. Sementara mie direbus, siapkan bumbu di dalam piring. 
• Tiriskan mie dan campurkan mie ke dalam bumbu di piring. Aduk hingga merata. 
• Mie goreng lezat siap disantap!

Mudah sekali kan! Kemudian, bagaimana dengan rasanya? Ssst, rasanya dijamin seenak yang gak sehat! Dengan begini, kita tidak perlu lagi khawatir dengan efek buruk mie instan. Segera dapatkan Lemonilo Mie Goreng Instan di situs dan aplikasi Lemonilo, juga di supermarket kesayangan Anda!