Plus Minus Gula Pasir Sebagai Pemanis Makanan dan Minuman

Makanan manis memang selalu berhasil membuat mood jadi lebih baik. Tidak mengherankan bila orang yang sedang merasa stres kerap mencari makanan manis sebagai pelampiasan. Sebenarnya tidak menjadi masalah bila Anda jarang melakukannya. Namun konsumsi gula secara berlebihan dalam jangka panjang tentu bisa menimbulkan gangguan kesehatan.

Ada banyak sekali jenis pemanis yang biasa digunakan dalam makanan dan minuman. Anda mesti mengenalinya terlebih dahulu agar bisa menentukan jenis pemanis terbaik untuk tubuh Anda. Ini dia ulasan lengkapnya!

Jenis pemanis yang berasal dari pohon tebu ini tentu tidak asing lagi bagi Anda. Gula pasir adalah jenis pemanis yang paling mudah ditemui dan paling sering digunakan. Biasanya orang sering mengolah gula pasir menjadi sirup gula agar lebih mudah dicampurkan ke dalam minuman.

Sensasi rasa manis gula kelapa semakin lengkap karena aromanya yang unik dan menggugah selera. Gula kelapa yang lebih dikenal dengan sebutan gula merah ini sangat populer untuk membuat aneka hidangan tradisional.

Gula jagung memiliki rasa manis yang berasal dari sari pati buah jagung. Rasa gula jagung memang tidak semanis gula pasir. Tetapi indeks glikemiknya tergolong lebih rendah bila dibandingkan gula pasir.

Rasa manis pada madu berasal dari nektar yang dikumpulkan oleh kawanan lebah. Uniknya, cita rasa madu sangat variatif tergantung dari jenis pohon yang menjadi asal nektar. Misalnya, madu pohon mangga pasti berbeda rasanya dengan madu rambutan, madu kelengkeng, dan jenis madu lainnya.

Sirup maple asli berasal dari proses ekstraksi pohon maple. Sirup maple yang kaya mineral paling populer dijadikan sebagai topping pancake. Karena cita rasanya manis dan aroma khasnya berbeda dengan jenis pemanis lain.

Meskipun paling familiar untuk aneka jenis makanan dan minuman, konsumsi gula pasir ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Indeks glikemik gula pasir bisa mencapai 60 hingga 75. Artinya, gula pasir rentan mengakibatkan kenaikan kadar gula darah sesaat setelah dikonsumsi.

Menyantap makanan dan minuman dengan kandungan gula yang tinggi tidak hanya mengakibatkan diabetes, tetapi juga berisiko menyebabkan obesitas. Karena tubuh akan menimbun kelebihan gula tersebut dalam bentuk cadangan lemak pada tubuh Anda. 

Selain itu, dampak buruk lainnya yang bisa ditimbulkan gula pasir adalah sensasi ketagihan (dikenal dengan istilah sweet tooth) dan kerusakan gigi. Karena sisa-sisa gula yang menempel di gigi bisa memicu pertumbuhan bakteri jahat kalau tidak dibersihkan secara cermat. Oleh sebab itu, Anda mesti lebih cermat membatasi konsumsi gula sesuai dengan kebutuhan tubuh supaya kelebihan gula tidak mengakibatkan gangguan kesehatan di kemudian hari.

Ternyata gula kelapa bisa dijadikan sebagai alternatif pengganti gula pasir. Rasa manisnya tidak kalah dengan gula pasir. Bahkan gula kelapa lebih unggul karena indeks glikemiknya lebih rendah, hanya berkisar di angka 35. Salah satu senyawa gula yang paling rentan mengakibatkan penimbunan lemak tubuh adalah fruktosa. Karena penguraian fruktosa pada organ hati akan menghasilkan lemak. 

Inilah yang menyebabkan jenis pemanis yang tinggi fruktosa menjadi pemicu obesitas. Sedangkan risiko obesitas akibat gula kelapa lebih rendah. Dalam setiap sajian gula kelapa, kandungan fruktosanya cuma 45%. Berbeda dengan sirup jagung atau madu yang kandungan fruktosanya berada di antara 55% hingga 90%.

 

Kini Anda pasti tidak ragu lagi menggunakan gula kelapa sebagai alternatif pemanis di rumah. Aneka varian gula kelapa dari berbagai merek dan ukuran bisa diperoleh di Lemonilo. Mari mengandalkan Lemonilo untuk meningkatkan kualitas kesehatan Anda. Kesehatan itu berawal dari kedisiplinan Anda dalam menjalankan pola hidup sehat.

Baca juga: Serba-serbi minuman diet